Pernahkah Anda mendengar istilah toga (tanaman obat keluarga) atau apotek hidup?
Apotek hidup atau toga adalah kegiatan budidaya tanaman obat di halaman
rumah atau pekarangan, sebagai antisipasi pencegahan maupun mengobati
secara mandiri menggunakan tanaman obat yang ada. Sedangkan tanaman obat
sendiri adalah tanaman yang sebagian atau seluruh tanamannya
dimanfaatkan sebagai obat, bahan atau ramuan obat.
Dalam
bidang tanaman obat, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang
memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Brazil, sehingga
sangat potensial dalam mengembangkan tanaman obat yang berbasis pada
tanaman obat kita sendiri. Indonesia kaya akan aneka ragam tanaman obat.
Karena lebih dari 1000 spesies tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku obat, maka tumbuhan tersebut memiliki potensi yang sangat
baik untuk dikembangkan.
Pemanfaatan
tumbuhan atau tanaman obat yang telah berlangsung sejak zaman nenek
moyang menghasilkan sebuah kearifan tersendiri. Kearifan tersebut muncul
dalam bentuk budaya pemanfaatan nilai khasiat dari tumbuhan obat.
Budidaya tanaman obat dari hari ke hari makin berkembang, seiring dengan
kesadaran penggunaan obat alternatif dari bahan alami atau herbal.
Sehingga spesies tumbuhan di Indonesia yang sebagian besar merupakan
tumbuhan obat ini patut untuk disyukuri sebagai salah satu anugerah dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Karena tanaman obat
merupakan jenis tanaman yang sebagian atau seluruh tanamannya dapat
digunakan atau dimanfaatkan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan,
maka budidaya tanaman obat merupakan suatu cara pengelolaan tanaman
sehingga tanaman obat yang dihasilkan bermutu baik. Bagian tanaman yang
dapat dimanfaatkan bisa berasal dari daun, tangkai daun, umbi, batang,
akar, bunga, buah ataupun biji.
Begitu banyak
jenis tanaman yang berkhasiat obat bagi tubuh manusia. Dimana dari
berbagai jenis tanaman obat tersebut dapat tumbuh dengan baik hampir di
seluruh wilayah Indonesia. Dan karena setiap daerah mempunyai keunggulan
produk tanaman obat yang dihasilkan, maka beragam jenis tanaman obat
mulai dikembangkan dan diteliti secara klinis khasiatnya.
Setiap
jenis tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda, sehingga
sebelum memulai budidaya kita perlu mengetahui syarat tumbuh dan
karakteristik dari setiap jenis tanaman obat yang akan dibudidayakan.
Sementara itu karena setiap tanaman obat pun mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda, maka juga perlu diketahui terlebih dulu berbagai
informasi tentang tanaman meliputi: jenis tanaman, morfologi tanaman
(batang, daun, dan bunga), cara perkembangbiakan, adaptasi lingkungan
(cocok di dataran tinggi atau rendah), cara pemeliharaan, umur panen dan
manfaatnya.
Sebagai contoh dari beberapa macam
tanaman obat yang sering dibudidayakan misalnya adalah temulawak, jeruk
nipis, sirih, dan tanaman patah tulang.
- Temulawak; Tanaman ini banyak ditemukan di daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sampai dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Temulawak dapat berkembang biak di tanah sekitar tegalan pemukiman, terutama pada tanah gembur agar rimpangnya dapat tumbuh besar. Rimpang temulawak sudah lama digunakan sebagai bahan ramuan obat di Indonesia. Aroma dan warna khas rimpang temulawak berbau tajam dan dagingnya berwarna kekuningan. Kegunaan dari temulawah antara lain adalah untuk mengobati penyakit maag, sembelit, sariawan, cacar air, asma, dan sakit kepala.
- Jeruk nipis; Tanaman ini termasuk tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting serta menyukai tempat dengan sinar matahari langsung. Jeruk nipis dapat tumbuh di ketinggian tempat 200-1.300 meter di atas permukaan laut dengan kelembapan sedang hingga tinggi. Bagian jeruk nipis yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah buahnya, yang diantaranya dapat digunakan untuk mengobati penyakit batuk, influenza, demam, sembelit, dan bau badan.
- Sirih; Tanaman yang termasuk jenis tumbuhan rambat dan tumbuh bersandar pada pohon lain. Tanaman sirih menyukai tempat dengan cahaya matahari penuh. Sirih dapat ditemui mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun sirih umumnya digunakan untuk mengobati penyakit bau mulut, sakit gigi, keputihan, eksim, dan alergi.
- Tanaman patah tulang; Tanaman yang berasal dari Afrika dan menyukai tempat yang terkena sinar matahari langsung. Patah tulang dapat tumbuh di dataran sampai daerah di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini memiliki ranting bulat silindris, daunnya jarang, kecil, dan terletak pada ujung ranting yang masih muda. Patah tulang biasanya digunakan sebagai tanaman pagar, tanaman hias, atau tumbuh liar. Hampir seluruh bagian tanaman patah tulang dapat digunakan sebagai obat. Akar dan rantingnya dapat mengobati penyakit lambung, rematik, dan nyeri syaraf. Bagian batang kayu dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit, sakit gigi, dan radang telinga. Getahnya dapat mengobati sakit gigi, tetapi bila terkena mata, akan menyebabkan kebutaan. Cabang dan rantingnya bila dibakar, juga dapat mengusir nyamuk.